Pasca menyerahnya Kekaisaran Jepang kepada Sekutu dalam Perang Pasifik, angkatan bersenjata Jepang yang bernama Imperial Japanese Army (Dai-Nippon Teikoku Rikugun) kemudian dikebiri secara brutal dalam balutan pembatasan secara konstitusional. Hasil dari pembatasan ini adalah lahirnya Angkatan bersenjata Jepang yang pasifis bernama Pasukan Beladiri Jepang (JSDF-Japan Self Defence Forces), sesuai dengan namanya pasukan militer ini hanya memiliki tujuan utama membela diri menjaga Kedaulatan dan keutuhan territorial Jepang. Militer Jepang dilarang untuk memiliki militer yang bersifat Agresif dan Ekspansif, dilarang menciptakan dan memiliki Alutsista bersifat strategis seperti Bomber, Rudal Balistik, Kapal Induk dan sejenisnya. Selain terkekang dalam hal kepemilikan Alutsista strategis, Jepang juga dilarang untuk berdagang di bidang Alutsista alias diharamkan mengekspor produk-produk militernya.
Suasana penuh keterbatasan dalam tubuh militer Jepang akhirnya bergetar riuh ketika China yang sudah sangat percaya diri dengan kemajuan besar besaran di sektor militernya kemudian mengklaim kepemilikan atas Kepulauan Senkaku / Diaoyutai yang sudah 3 dasawarsa dikuasai Jepang. Perang klaim kepulauan ini membuat hubungan China – Jepang berada dalam tensi tinggi, China semakin unjuk gigi dengan mengumumkan Zona Identifikasi Pertahanan Udaranya (ADIZ-Air Defense Identification Zone) yang meliputi kepulauan Senkaku hingga Laut China Selatan. Aksi China ini berhasil membuat Jepang dan beberapa negara naik pitam, setiap kali ada pergerakan militer China disekitar wilayah sengketa atau dekat perbatasan, Jepang selalu mengirimkan armada perangnya untu meng escort militer China. Agresifnya militer China dikawasan sudah dianggap membahayakan oleh Jepang sehingga banyak pihak diJepang termasuk pemerintahannya termotivasi untuk merubah UU yang mengekang kekuatan pertahanan Jepang.
Adanya niat pemerintah Jepang untuk mengubah Pasal 9 UUD Jepang sudah mengindikasikan akan adanya perubahan revolusioner dalam tubuh militer Jepang. Sejak 2010 silam, kedaulatan dan wilayah territorial Jepang mulai rutin dirongrong oleh militer China yang sedang dalam masa pertumbuhan tingkat tinggi. Kelompok nasionalis garis keras Jepang ataupun pihak pro militerisme, kemudian meminta kepada pemerintah Jepang untuk secepatnya mengembalikan kembali kekuatan militer Jepang yang sesungguhnya. Mencuatnya gesekan antara Jepang dan tetangganya menjadi momen tepat bagi kembalinya poros militerisme Jepang untuk tampil menampakan dirinya. Golongan ini menjadi pihak yang tidak menyukai sikap pasif Jepang dalam percaturan politik International, kedigdayaan dan era keemasan Jepang dimasa lalu masih terngiang dalam benak mereka.
China daratan, Semenanjung Korea dan Federasi Russia di utara masih menjadi ancaman bagi keamanan dan kedaulatan wilayah Jepang. Selama ini, Jepang cukup aman berada dibawah payung perlindungan militer Amerika serikat yang menempatkan pasukanya diwilayah Jepang sejak Perang Dunia II berakhir. Namun, keberadaan pangkalan Amerika di wilayah Jepang terus mendapatkan protes dari rakyat Jepang sendiri khususnya yang berdomisili disekitar pangkalan. Adanya tindakan sewenang wenang militer Amerika terhadap masyarakat Jepang adalah satu poin penolakan rakyat Jepang terhadap pangkalan Amerika. Kini, dominasi militer Amerika terhadap kemanan Jepang mulai meluntur, karena Amerika sendiri tengah dibayangi rasa cemas akibat progress luar biasa dari armada militer China, Rusia dan Iran. Dengan mengijinkan Jepang memiliki militer yang tangguh, Amerika mungkin berpikir bahwa Jepang dapat dijadikan bumper terdepan dalam menghadang ekpansi pengaruh China, Korea Utara dan Rusia di Asia Pasifik.
At least, Cepat atau lambat, sekarang atau nanti Kekuatan miter jepang yang bernama Pasukan Beladiri Jepang (JSDF) akan diupayakan kembali kedalam trah nya, ke dalam sosok sesungguhnya menjadi Pasukan Kekaisaran Jepang (IJA). Kesabaran ada batasnya, Pengekangan pun ada batasnya, Jepang yang memiliki kemampuan dan potensi maha dashyat tentu tak ingin terus bersikap pasif, Godzilla tak mungkin selamanya dipaksa tetap tertidur. Jepang ingin segera kembali sebagai salah satu Negara berpengaruh didunia, sebuah hasrat terpendam Jepang yang ingin diwujudkan secepatnya. Dukungan dari rakyat Jepang dipastikan cukup besar, kini tinggal menunggu adanya sinyal hijau dari Amerika Serikat dan Parlemen Jepang. Bila rencana militer Jepang terwujud, diperkiran terjadi pergolakan di kawasan Asia Pasifik, Khususnya China, Korea Utara, dan Russia yang mungkin akan mengubah peta strategi pertahanannya secara massif terhadap Jepang. Pengembangan dan modernisasi senjata akan kian gencar dilakukan ketiga negara ini.
In E-Sim we have a huge, living world, which is a mirror copy of the Earth.
Well, maybe not completely mirrored, because the balance of power in this virtual world looks a bit
different than in real life. In E-Sim, USA does not have to be a world superpower, It can be
efficiently
managed as a much smaller country that has entrepreneurial citizens that support it's foundation.
Everything depends on the players themselves and how they decide to shape the political map of the
game.
Work for the good of your country and
see it rise to an empire.
Activities in this game are divided into several modules.
First is the economy as a citizen in a country of your choice you must work to earn money, which you
will get to spend for example, on food or purchase of weapons which are critical for your progress
as a fighter.
You will work in either private companies which are owned by players or government companies which
are owned by the state.
After progressing in the game you will finally get the opportunity to set up your
own business and hire other players. If it prospers, we can even change it into a joint-stock
company and enter the stock market and get even more money in this way.
In E-Sim, international wars are nothing out of the ordinary.
"E-Sim is one of the most unique browser games out there"
Become an influential politician.
The second module is a politics. Just like in real life politics
in E-Sim are an extremely powerful tool that can be used for your own purposes.
From time to time there are elections in the game in which you will not only vote, but also have the ability
to run for the head of the party you're in.
You can also apply for congress, where once elected you will be given the right to vote on laws
proposed by your fellow congress members or your president and propose laws yourself.
Voting on laws is important for your country as it can shape the lives of those around you.
You can also try to become the head of a given party, and even take part in presidential
elections and decide on the shape of the foreign policy of a given state
(for example, who to declare war on).
Career in politics is obviously not easy and in order to succeed in it, you have to have
a good plan and compete for the votes of voters.
You can go bankrupt or become a rich man while playing the stock market.
The international war.
The last and probably the most important module is military.
In E-Sim, countries are constantly fighting each other for control
over territories which in return grant them access to more valuable raw materials.
For this purpose, they form alliances, they fight international wars, but they also have
to deal with, for example, uprisings in conquered countries or civil wars, which may explode on
their territory.
You can also take part in these clashes, although you are also given the opportunity to lead a life
as a pacifist
who focuses on other activities in the game (for example, running a successful newspaper or selling
products).
At the auction you can sell or buy your dream inventory.
E-Sim is a unique browser game.
It's creators ensured realistic representation of the mechanisms present
in the real world and gave all power to the players who shape the image of the virtual Earth
according to their own.
So come and join them and help your country achieve its full potential.
Invest, produce and sell - be an entrepreneur in E-Sim.
Take part in numerous events for the E-Sim community.